Awalnya dunia printing terkenal dengan percetakan offset, sablon, serta airbrush. Kemudian muncul percetakan digital printing. Maka tak heran jika dibutuhkan fasilitas mesin cetak yang dapat mewujudkannya. Printer yang digunakan juga beragam mulai dari basis solvent, ecosolvent, hingga UV yang klaimnya dapat memberikan hasil lebih baik. Lalu, apakah ada perbedaan printer ecosolvent dan printer uv?
Namun, sebelum mencari perbedaan antara printer ecosolvent dan ultraviolet, terdapat pula perbedaan printer solvent dan ecosolvent juga lho, WUMates. Apa saja?
Apa bedanya printer solvent dan ecosolvent?
Tinta merupakan komponen penting pada printer. Tak terkecuali dalam dunia digital printing. Oleh karena itu, perbedaan mencolok dari printer solvent dan ecosolvent berada pada tinta yang digunakan.
Printer ecosolvent Epson SureColor SC-S80670
Tinta printer solvent digunakan khusus untuk mencetak outdoor yakni banner, billboard, dan spanduk karena sifatnya yang tahan air dan sinar matahari lebih baik. Sementara itu, tinta ecosolvent biasanya digunakan untuk mencetak area indoor karena bersifat kurang tahan dengan sinar matahari. Tinta printer ecosolvent lebih ramah lingkungan dan tak berbau menyengat seperti printer solvent.
Perbedaan Printer Ecosolvent dan UV
Perbedaan kedua printer ini bisa WUMates lihat dari cara kerjanya. Printer solvent menggunakan teknik panas untuk menempelkan tinta pada bahan yang digunakan. Sedangkan printer UV (Ultraviolet) ini menggunakan teknik paparan sinar UV untuk mencetaknya. Hasil yang didapat dari printer UV juga cepat mengering. Agar lebih mudah memahami keduanya, mari simak ulasan berikut!
Tinta yang digunakan
Pada dasarnya tinta merupakan hal basis yang menjadi pembeda antara printer ecosolvent dan printer UV. Biasanya untuk ecosolvent ini tintanya memiliki harga lebih mahal ketimbang tinta solvent. Akan tetapi tinta printer UV lebih mahal lagi daripada ecosolvent.
Baik printer ecosolvent dan UV, keduanya memiliki tinta putih. Bedanya adalah pada printer UV, tinta putih ini fungsinya sebagai lapisan (layer) sebelum warna CMYK. Sedangkan untuk printer ecosolvent, tinta putihnya berguna saat mencetak desain yang memiliki warna tersebut. Baik tinta ecosolvent maupun UV, keduanya tidak menghasilkan bau, jadi tidak berbahaya bagi kesehatan.
Proses Mencetaknya
Hal kedua yang perbedaan printer ecosolvent dan printer UV adalah dalam proses mencetaknya. Dalam pengeringan, printer ecosolvent menggunakan pemanas. Untuk itu, ecosolvent membutuhkan waktu dalam pengeringannya.
Berbeda dengan printer UV, pengeringan tinta dibantu oleh sinar ultraviolet. Dengan kata lain, proses pengeringan pada printer ini tidak membutuhkan pemanas tambahan. Sedangkan printer ecosolvent dibantu oleh beberapa pemanas.
Namun, WUMates juga wajib berhati-hati saat menggunakan printer UV. Sinar Ultraviolet dan tinta yang digunakan dapat menimbulkan iritasi atau sensasi seperti terbakar jika bersentuhan langsung dengan kulit.
Aplikasi ke media cetak
Untuk pengaplikasian ke media atau bahannya, printer ultraviolet mempunyai keunggulan karena dapat dicetak di berbagai media cetak. Tinta yang digunakan pada printer UV cepat “menempel” pada permukaan bahan. Hal ini membuat warna yang dihasilkan lebih tajam dan bertekstur timbul. Printer UV bisa mencetak pada kaca, kayu, kanvas hingga bahan kulit. Hasilnya juga lebih awet sehingga tak mudah rusak.
Salah satu aplikasi dari UV, yaitu leather printing
Sementara itu, untuk beberapa bahan yang dicetak dari printer ecosolvent, WUMates harus memperkuatnya dengan laminasi agar lebih optimal dan awet. Tinta yang digunakan pada printer ecosolvent bersifat menyerap ke bahan. Maka warna yang dihasilkan pun tak setajam jika menggunakan printer UV. Bahan atau media yang digunakan printer ecosolvent juga terbatas.
Nah, sudah tahu perbedaan printer ecosolvent dan printer UV? Sekarang tinggal WUMates yang menentukan printer mana yang cocok dengan bisnis WUMates. Jika dirasa masih bingung, WUMates bisa langsung hubungin tim Wujud Unggul untuk berkonsultasi lebih jauh.