Ditetapkannya kondisi pandemi membuat banyak orang mengubah gaya hidupnya. Hal tersebut tentu saja berdampak pada bisnis yang sedang Anda geluti. Perubahan yang tampak antara lain pergeseran cara belanja hingga proses pembuatan keputusan. Sebagai pengusaha, Anda perlu memperhatikan perubahan konsumen sehingga bisnis bisa menyesuaikan dengan kondisi terkini. Seperti apa konsumen di tengah masa pandemi ini?
Konsumen berpotensi untuk berpindah pada brand lain
Menurut sebuah riset dari McKinsey & Company, sebanyak 35% konsumen di Indonesia tak ragu untuk berganti ke brand lain. Alasan yang mendasari fenomena ini adalah ketersediaan produk yang mereka butuhkan. Tidak tersedianya produk dari brand yang menjadi langganan mereka merupakan faktor yang mendorong mereka berpindah brand.
Tak hanya berpindah brand, di tengah situasi pandemi ini konsumen juga semakin mudah melakukan store switching atau berpindah ke toko lain. 41% konsumen Indonesia melakukan ini. Alasan utamanya ialah jarak terdekat toko dari kediaman mereka.
Kondisi pandemi membuat banyak orang terbatas untuk beraktivitas di luar rumah. Mereka juga semakin concern atau khawatir tentang kesehatan. Sehingga beraktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang meningkatkan kecemasan terhadap kesehatan diri. Rasa tidak aman ini mendorong mereka untuk berbelanja secara online atau mengunjungi toko terdekat saja.
Dengan begitu, menghadirkan rasa aman bagi konsumen Ketika mereka berbelanja di toko Anda menjadi penting. Terutama aman dalam konteks kesehatan mereka. Misalnya menyediakan fasilitas cuci tangan lengkap bagi konsumen sebelum masuk ke area toko dan para staff yang mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker.
Mereka semakin memprioritaskan value produk
Pergeseran perilaku konsumen di tengah masa pandemi ini juga dapat terasa. Selain perihal kesehatan, kondisi saat ini juga membuat banyak orang kesulitan memperoleh pemasukan. Hal ini kemudian berakibat pada perilaku pembelian para konsumen.
Banyak konsumen cenderung mencari produk dengan harga yang lebih rendah namun memiliki kualitas atau nilai produk yang baik. Ini tentu menjadi pertimbangan serius para pelaku usaha, terutama dalam menerapkan strategi penetapan harga produk.
Sebuah riset oleh McKinsey & Company menyebutkan bahwa 54% konsumen di Asia Tenggara―termasuk Indonesia―merasa khawatir jika kondisi finansial mereka saat ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan. Dengan kondisi finansial yang menurun, banyak konsumen khawatir tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka.
Kondisi seperti ini pun juga membuat konsumen semakin selektif dalam melakukan pembelian. 40% konsumen Indonesia melakukan penundaan terhadap pembelian yang telah mereka rencanakan. Alasannya ialah konsumen merasa tidak aman di tengah kondisi yang serba tidak pasti seperti sekarang ini. Sehingga mempertimbangkan apakah nilai produk yang dibeli sebanding dengan harga yang mereka bayar menjadi hal yang penting.
Melihat hal ini, Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus.Inc, mengungkapkan bahwa brand perlu menyiapkan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar. Apabila pergeseran produk dan jasa diperlukan, hal tersebut dapat dipertimbangkan. Intinya, sebuah usaha harus bisa mengikuti perkembangan jaman untuk dapat tetap berlangsung.
Dua poin di atas merupakan gambaran konsumen di tengah pandemi yang sedang berlangsung saat ini. Sebagai pelaku usaha, Anda tentu perlu memahami konsumen agar dapat mengikuti kebutuhan mereka dan memenuhinya.
Comments