Meningkatnya angka warga yang positif Covid-19 di Indonesia membuat Pemerintah kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jakarta. Mengiringi berita tersebut, ada imbauan untuk tidak mengenakan masker scuba dan buff bagi para pengguna KRL. Salah satu alasannya ialah karena masker ini hanya terdiri dari satu lapis dan pori-porinya dapat melebar karena karakter kainnya lentur. Wah, jualan masker scuba terancam punah dong!
Mengapa dilarang?
Sebelum mengulas tentang bagaimana dampaknya pada usaha Anda, yuk ketahui apa alasan masker scuba dan buff tak lagi dianjurkan! Kasus penambahan jumlah warga yang menderita Covid-19 meningkat 3.635 sehingga totalnya menjadi 232.628 terkonfirmasi .Daerah DKI Jakarta dan Jawa Timur menjadi area dengan kasus terbanyak. Hal tersebut tentu saja menjadi perhatian Pemerintah, ditambah dengan meningkatnya para tenaga medis yang meninggal karena Covid-19.
Imbauan untuk tidak mengenakan masker scuba. (cr. IG call112surabaya)
Melansir dari Kompas.com, Pemerintah menghimbau masyarakat DKI Jakarta untuk tidak lagi mengenakan masker berbahan scuba dan jenis buff. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pada 15 September 2020 lalu. “Masker scuba dan buff adalah masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipiskemungkinan untuk tembus lebih besar,” ujarnya.
Selain itu, beliau menambahkan bahwa baik masker scuba atau buff cenderung mudah untuk ditarik ke bawah sehingga kurang efekstif sebagai sarana pencegahan. Sedangkan untuk kondisi saat ini, masker berperan penting sebagai alat pelindung diri untuk masyarakat. Pori-pori kain scuba lebih besar jika dibandingkan dengan masker N95 yang sebesar 14 mikron. Kain scuba selain lentur, porinya sebesar 30 mikron. Hal tersebut membuatnya kurang cocok untuk menangkal droplet supaya tidak merembes kain dan menyentuh hidung serta mulut.
Usaha masker custom gulung tikar?
Ramainya penjualan masker kain custom, termasuk salah satunya yang banyak digunakan ialah bahan scuba. Lantas jika tidak dianjurkan lagi, lalu apakahpengusaha masker scuba harus gulung tikar? Tidak perlu, WUMates. Jika Anda termasuk salah satu pengusaha masker kain berbahan scuba, Anda bisa beralih memproduksi masker dengan bahan katun atau model lainnya yang bisa dibuat 2 hingga 3 lapisan.
Masker kain 2 lapisan
Contohnya seperti masker hijab atau masker tali yang terbuat dari 2 lapisan kain dan bisa disematkan tisu sebagai pengganti filter. Masker kain tersebut tentunya masih sangat dibutuhkan mengingat kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung. Cara membuat masker kain seperti itu mungkin berbeda dari pembuatan masker berbahan scuba, namun Anda bisa menyesuaikan dengan kondisi usaha Anda. Misalnya dari segi mesin produksi.
Jika Anda memiliki mesin printer sublimasi untuk mencetak motif dan pola sesuai pesanan pelanggan, maka Anda masih bisa mempertahankannya. Mesin tersebut masih Anda butuhkan untuk produksi. Bicara tentang sublimasi, maka tak lengkap jika tidak menyertakan mesin press. Tentunya Anda masih akan memerlukan mesin ini. Yang membedakan hanya mungkin nantinya Anda perlu menjahit talinya saja.
Anda baru akan memulai usaha masker kain? Tetapi imbauan Pemerintah ini kemudian menyurutkan rencana Anda? Ada bahan lain yang bisa Anda gunakan untuk membuat masker lho, WUMates! Terkait mesin produksinya, Anda bisa berbincang dengan tim product specialist kami. Wujud Unggul menyediakan mesin serta bahan untuk kebutuhan digital textile.
Atau Anda ingin mencoba ide promosi bundling hijab printing dengan masker kain yang sedang naik daun? Bisa! Kami juga menyediakan kebutuhan untuk usaha hijab printing yang Anda ingin jalankan. Hubungi kami dan diskusikan kebutuhan usaha Anda untuk mendapatkan masukan mesin apa yang cocok untuk menjalankan usaha tersebut. Tak perlu ragu soal garansi dan layanan purna jual. Wujud Unggul memberikan garansi mesin, menyediakan suku cadang serta layanan pelanggan yang siap menerima pertanyaan Anda terkait mesin kami.
Sudah siap menjalankan usaha lagi?
Comments